REKTOR UMPRI : PENCEGAHAN TERHADAP MASALAH KESEHATAN JIWA DAN INTERVENSI DINI GANGGUAN JIWA SEYOGYANYA MENJADI PRIORITAS DALAM MENGURANGI GANGGUAN JIWA BERAT DI MASA YANG AKAN DATANG

Blog Details

PRINGSEWU – Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu, Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep., J., Ph.D hadir sebagai pembicara dalam Workshop Penatalaksanaan Kesehatan Jiwa Kabupaten Pringsewu di Hotel Regency, Rabu (8/5). Kegiatan yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu dan diikuti oleh puluhan peserta tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat/pengelola program jiwa dari berbagai fasilitas kesehatan di Kabupaten Pringsewu, Ns. Arena berbicara tentang pentingnya pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat, halusinasi, asuhan keperawatan pasien dengan perilaku kekerasan, dan asuhan keperawatan pada pasien dengan defisit keperawatan diri. Dalam paparannya, Ns. Arena mengatakan bahwa berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (baca : WHO), sedikitnya 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan jiwa berat dimana sekitar 10 – 20 % dari jumlah tersebut terjadi pada usia anak-anak dan remaja. Sedangkan menurut survei World Mental Health (WMH), terjadi peningkatan prevalensi gangguan psikotik pada usia 15-17 tahun dan banyak terjadi sebelum usia 25 tahun. Oleh karenanya, menurut Ns. Arena, sangat perlu sekali dilakukan berbagai tindakan prefentif untuk mencegah kasus-kasus seperti di atas terus berkembang, diantaranya adalah dengan pengenalan awal (deteksi dini) peruabahan yang terjadi dan karakteristik remaja dengan mengidentifikasi beberapa faktor risiko dan faktor protektif sehingga remaja dapat melalui periode ini dengan optimal dan mampu menjadi individu dewasa yang matang baik fisik maupun psikisnya. Lebih lanjut dirinya memaparkan kesehatan jiwa tidak sekadar bebas dari gangguan dari penyakit atau kecacatan, namun lebih pada perasaan sehat, sejahtera, sehat dan bahagia dengan keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku untuk dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi tantangan hidup sehari-hari. “Pada intinya, kesehatan jiwa adalah status kesehatan dimana individu sadar akan kemampuannya, dapat mengatasi stres hidup sehari-hari, dapat bekerja produktif, serta mampu memberi kontribusi pada komunitasnya”, terang Ns. Arena. Sementara itu, pada pemaparan lainnya, Ns. Arena menjelaskan bahwa lingkup masalah kesehatan jiwa bersifat luas dan kompleks saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Menyadari pentingnya kesehatan jiwa yang optimall, maka upaya pelayanan kesehatan jiwa dilakukan dalam bentuk pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Pelayanan kesehatan jiwa diberikan sepanjang rentang hidup manusia mulai dari persiapan pranikah ,ibu hamil,anak dalam kandungan, bayi, toddler/balita, anak, remaja, dewasa sampai dengan lansia/ Usia Lanjut. “Tidak sedikit masalah kesehatan jiwa tersebut dialami oleh usia produktif, bahkan sejak usia remaja. Depresi juga dapat terjadi pada masa kehamilan dan pasca persalinan, yang dapat mempengaruhi pola asuh serta tumbuh kembang anak. Dari data Riskesdas, ditemukan bahwa semakin lanjut usia, semakin tinggi gangguan mental emosional yang dideteksi. Maka upaya-upaya dalam peningkatan kesehatan jiwa masyarakat, pencegahan terhadap masalah kesehatan jiwa dan intervensi dini gangguan jiwa seyogyanya menjadi prioritas dalam mengurangi gangguan jiwa berat di masa yang akan datang”, paparnya.

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar